Minggu, 03 November 2013

REFLEKSI 1 MENGALIRNYA IDE FILSAFAT

Pada dasarnya keadaan terdiri atas dua macam, yaitu tetap dan berubah. Permenides mengemukakan bahwa keadaan itu tetap dan Heraklitos berpendapat bahwa keadaan itu berubah.
Pendapat Permenides mengalir ke Plato. Plato mempunyai pemikiran tentang idealisme. Yaitu berkaitan dengan logika. Menurut Plato, logika itu tetap. Kemudian, mengalir ke Rene Descartes. Descartes berpendapat tentang rasionalisme. Sedangkan pendapat Heraklitos bahwa keadaan itu berubah mengalir ke Aristoteles. Aristoteles mengemukakan tentang realisme, yaitu pengalaman. Pengalaman itu berubah-ubah. Pendapat Aristoteles mengalir ke David Hume. David Hume mempunyai pemikiran tentang empirisme.
Dari tentang keadaan tetap dan berubah, muncullah analitik dan sintetik. Analitik hukumnya identitas. Sedangkan sintetik yaitu pengalaman, sifatnya berubah-ubah.
Immanuel Kant mengungkapkan tentang sintetik a priori. Menurut Immanuel Kant, yang disebut ilmu haruslah sintetik dan a priori. Matematika dikatakan ilmu maka matematika harus sintetik dan a priori. Hidup kita juga sintetik a priori, dilihat dan dipikirkan, dipikirkan dan dilihat. Sebagai contoh, orang mengadakan penelitian yaitu dengan melihat (sintetik) dan menganalisis (a priori).
Auguste Comte mempunyai pemikiran tentang positivisme. Positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains. Comte juga tidak setuju dengan filsafat.
Hilbert membuat matematika formal dan matematika aksiomatik (pure math). Menurut Hilbert matematika itu tunggal dan konsisten. Pendapat ini dibantah oleh Godel. Menurut Godel, matematika tidak tunggal dan tidak konsisten. Godel membuat teori ketidaklengkapan bahwa matematika yang konsisten maka belum tentu lengkap, jika tidak lengkap berarti matematika tidak satu. Jika matematika tidak satu berarti multifaset.
Dari pendapat bahwa keadaan itu tetap muncullah pure sciences. Sedangkan dari keadaan yang berubah muncul ilmu-ilmu humaniora (seni, agama, sosial, dll). Kurikulum 2013 yang sedang dilaksanakan di Indonesia saat ini sebenarnya mengacu pada pure sciences.
Auguste Comte mempunyai ajaran positivisme. Comte bermaksud membangun dunia dengan gerakan positif (modernisasi). Menurut Comte terdapat tiga tingkatan, yaitu spiritual berada pada tingkatan paling bawah, tingkatan tengah yaitu tradisional, sedangkan tingkatan paling atas yaitu modern. Comte berpendapat bahwa spiritual bersifat irrasional dan hanya menghambat. Sedangkan modern menggunakan akal dan pikiran.
Kemudian tingkatan Comte menjelma menjadi paling bawah archaic, atasnya tribal, atasnya tradisional, atasnya feodal, atasnya modern, atasnya post modern, dan paling atas yaitu post-post modern (power now). Yang menguasai tingkatan tersebut adaah kapitalisme, utilitarianisme, pragmatisme, dan hedonisme. Hasilnya berupa teknologi saat ini.
Namun tingkatan yang merupakan cita-cita hidup kita yaitu paling bawah material, atasnya formal, atasnya normatif, lalu yang paling atas yaitu spiritual. Material berbentuk benda/ bahan, formal berupa tulisan, normatif yaitu ilmu, dan spiritual adalah agama.

Oleh:
Tyas Aditya Ningrum
10301241017
Pend. Matematika 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar