Pada
dasarnya keadaan terdiri atas dua macam, yaitu tetap dan berubah. Permenides
mengemukakan bahwa keadaan itu tetap dan Heraklitos berpendapat bahwa keadaan
itu berubah.
Pendapat
Permenides mengalir ke Plato. Plato mempunyai pemikiran tentang idealisme.
Yaitu berkaitan dengan logika. Menurut Plato, logika itu tetap. Kemudian,
mengalir ke Rene Descartes. Descartes berpendapat tentang rasionalisme. Sedangkan
pendapat Heraklitos bahwa keadaan itu berubah mengalir ke Aristoteles. Aristoteles
mengemukakan tentang realisme, yaitu pengalaman. Pengalaman itu berubah-ubah. Pendapat
Aristoteles mengalir ke David Hume. David Hume mempunyai pemikiran tentang
empirisme.
Dari
tentang keadaan tetap dan berubah, muncullah analitik dan sintetik. Analitik hukumnya
identitas. Sedangkan sintetik yaitu pengalaman, sifatnya berubah-ubah.
Immanuel
Kant mengungkapkan tentang sintetik a priori. Menurut Immanuel Kant, yang
disebut ilmu haruslah sintetik dan a priori. Matematika dikatakan ilmu maka
matematika harus sintetik dan a priori. Hidup kita juga sintetik a priori,
dilihat dan dipikirkan, dipikirkan dan dilihat. Sebagai contoh, orang
mengadakan penelitian yaitu dengan melihat (sintetik) dan menganalisis (a
priori).
Auguste
Comte mempunyai pemikiran tentang positivisme. Positivisme adalah cara pandang
dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains.
Comte juga tidak setuju dengan filsafat.
Hilbert
membuat matematika formal dan matematika aksiomatik (pure math). Menurut
Hilbert matematika itu tunggal dan konsisten. Pendapat ini dibantah oleh Godel.
Menurut Godel, matematika tidak tunggal dan tidak konsisten. Godel membuat teori
ketidaklengkapan bahwa matematika yang konsisten maka belum tentu lengkap, jika
tidak lengkap berarti matematika tidak satu. Jika matematika tidak satu berarti
multifaset.
Dari
pendapat bahwa keadaan itu tetap muncullah pure
sciences. Sedangkan dari keadaan yang berubah muncul ilmu-ilmu humaniora
(seni, agama, sosial, dll). Kurikulum 2013 yang sedang dilaksanakan di
Indonesia saat ini sebenarnya mengacu pada pure
sciences.
Auguste
Comte mempunyai ajaran positivisme. Comte bermaksud membangun dunia dengan
gerakan positif (modernisasi). Menurut Comte terdapat tiga tingkatan, yaitu spiritual
berada pada tingkatan paling bawah, tingkatan tengah yaitu tradisional,
sedangkan tingkatan paling atas yaitu modern. Comte berpendapat bahwa spiritual
bersifat irrasional dan hanya menghambat. Sedangkan modern menggunakan akal dan
pikiran.
Kemudian
tingkatan Comte menjelma menjadi paling bawah archaic, atasnya tribal, atasnya tradisional,
atasnya feodal, atasnya modern, atasnya post modern, dan paling atas yaitu
post-post modern (power now). Yang
menguasai tingkatan tersebut adaah kapitalisme, utilitarianisme, pragmatisme, dan
hedonisme. Hasilnya berupa teknologi saat ini.
Namun
tingkatan yang merupakan cita-cita hidup kita yaitu paling bawah material,
atasnya formal, atasnya normatif, lalu yang paling atas yaitu spiritual. Material
berbentuk benda/ bahan, formal berupa tulisan, normatif yaitu ilmu, dan
spiritual adalah agama.
Oleh:
Tyas Aditya Ningrum
10301241017
Pend. Matematika 2010